BAB I
PENDAHULUAN
Program Kerja
Lima Tahunan ini adalah amanat Konferensi Ranting Nahdlatul Ulama untuk dilaksanakan oleh pengurus Pengurus Ranting
NU masa khidmat 2013 – 2018 .
Program kerja berfungsi sebagai acuan bagi kegiatan-kegiatan NU yang dilaksanakan oleh Pengurus dan segenap warga NU . Program ini mengacu kepada program kerja pokok Hasil Muktamar NU di Makassar . Pelaksanaan program ini bisa menjadi tolak ukur bagi keberhasilan NU selama 5 tahun khidmah kepada ummat. Program ini dijalankan oleh keseluruhan kepengurusan NU, Badan Otonom, Lembaga, dan lajnah
Adapun proses
penyusunannya dilakukan melalui pendekatan Strategic Planning. Sebelum
menjadi konsep yang dibahas dalam Konferensi , perumusan program kerja ini
telah dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama diselenggarakan sejumlah
pertemuan dengan para pengurus Ranting, Anak Ranting dan Lembaga serta para
Tokoh NU untuk mendapatkan masukan.
Tahap pertama, penyusunan visi dan misi NU untuk lima tahun kedepan Tahap kedua, peserta merumuskan isu-isu strategis yang dikembangkan untuk mengemban misi tersebut. Untuk merumuskan isu strategis, dilakukan analisis kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman NU serta keberhasilan dan kegagalan NU selama ini. Isu-isu strategis ini menjadi dasar perumusan pokok-pokok program NU yang kemudian dijabarkan dalam bentuk program aksi. Sedangkan program aksi akan dijabarkan lagi dalam bentuk-bentuk kegiatan kongkrit oleh Pengurus Ranting itu sendiri,
Sistematika Program Kerja Ranting NU Pulutan untuk masa khidmat 2013 - 2018 adalah sebagai berikut:
|
Bab I Pendahuluan
Bab II Identifikasi Masalah
Bab III Analisa Obyektif
Bab IV Visi dan Misi NU
Bab V Program Dasar NU periode 2013- 2018
Bab VI Penutup
Bab II Identifikasi Masalah
Bab III Analisa Obyektif
Bab IV Visi dan Misi NU
Bab V Program Dasar NU periode 2013- 2018
Bab VI Penutup
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
IDENTIFIKASI MASALAH
1
|
Islam sebagai agama rahmat bagi dunia, untuk kemaslahatan manusia
dan lingkungannya (rahmatan lil alamin) semakin dibutuhkan kontribusinya bagi
penyelesaian masalah-masalah global.
|
2
|
Perbedaan pemahaman tentang ajaran Islam dan praktek keagamaan
internal kaum muslimin tidak jarang menyebabkan konflik yang memicu kekerasan
sesama muslim.
|
3
|
Dialog lintas agama akan memberikan pengaruh positif terhadap
perbedaan pemahaman dan mendorong terciptanya kedamaian, keadilan dan
kesejahteraan masyarakat dunia.
|
4
|
Gerakan Islam transnasional telah masuk ke Indonesia dan
menyebabkan muncul dan maraknya kelompok-kelompok dengan pemahaman Islam yang
menghalalkan kekerasan
|
5
|
Konsumerisme dan hedonisme ala Barat yang disebarkan melalui
media cetak dan elektronik telah menggerogoti nilai-nilai ke-Indonesiaan dan
nilai-nilai Aswaja.
|
6
|
Faham Islam Ahlussunah wal Jamaah (ASWAJA) yang moderat yang
dianut mayoritas bangsa Indonesia mempunyai peran penting dalam mengembangkan
dialog antar agama dan penyelesaian berbagai jenis konflik antar sesame anak
bangsa.
|
7
|
Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
sejalan dengan spirit Islam sebagai rahmat bagi semesta (rahmatan lil
alamin).
|
8
|
Nahdlatul Ulama sebagai organisasi kemasyarakatan muslim terbesar
di Indonesia dengan jumlah yang tersebar di seluruh wilayah Pulutan merupakan jangkar yang kuat bagi Islam yang berciri cinta perdamaian (peaceful
Islam), menjunjung tinggi patriotisme dan menghormati kebhinekaan.
|
9
|
Nahdlatul Ulama dibangun dengan 4 prinsip nilai; tawassut
(moderat), tasamuh (toleran), tawazun (harmoni) dan I’tidal (konsisten).
Prinsip ini menghargai nilai dan tradisi serta budaya sendiri serta sangat
menghargai kemanusiaan.
|
10
|
Sebagai organisasi sosial keagamaan, Nahdlatul Ulama dibangun
tahun 1926 dengan tujuan untuk melaksanakan dan mempertahankan ajaran Ahlus
Sunnah Wal Jamaah dan untuk membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi
anggotanya serta masyarakat umumnya.
|
11
|
Gerakan reformasi, demokratisasi, perbaikan produk
perundang-undangan, gerakan ekonomi rakyat dan anti korupsi terus berlangsung
di negeri ini dan perlu dukungan penuh dari NU.
|
12
|
Melemahnya kadar etika, moral, ahlaq dan spiritual rakyat
Indonesia meneguhkan NU untuk tetap eksis sebagai benteng moral dan benteng
spiritual bangsa.
|
BAB III
ANALISA OBYEKTIF KEKUATAN NU
1
|
NU memiliki jamaah yang ada dimana mana
|
2
|
Warga NU mudah mengikuti pimpinannya atau imamnya.
|
3
|
Ajaran NU mudah diterima masyarakat
|
4
|
Banyak warga NU, pengurus NU dan kiyai NU yang memiliki dan
mengelola lembaga pendidikan.
|
5
|
NU yang bersifat moderat memiliki kelenturan dalam bersinggungan
dengan tradisi dan budaya lokal yang memungkinkan mudah diterima oleh
masyarakat.
|
6
|
Kepemimpinan di NU lebih bersifat kharismatik dan ketauladanan.
|
7
|
NU memayungi secara kultural lembaga pendidikan pesantren yang
menjadi basis NU yang tetap eksis mempertahankan khsanah keilmuan NU dan
kemandirian ekonomi, politik dan kebudayaan.
|
8
|
Berkembangnya pemikiran segar dan maju di kalangan generasi muda
NU yang tetap berpijak kepada tradisi keilmuan NU.
|
9
|
Wacana HAM, anti korupsi, plurasime dan demokrasi yang
dikembangkan NU telah memperoleh simpati dan dukungan dari semua pihak.
|
10
|
NU dikenal sebagai kekuatan moderat yang dapat memayungi serta
melindungi hak-hak kaum minoritas. Hal ini membawa dukungan dari jaringan
agama dan kelompok masyarakat lainnya kepada NU.
|
11
|
Sebagai organisasi, NU mempunyai pengalaman social politik yang
panjang sejalan dengan perkembangan politik, social dan ke-negara-an di
Indonesia sebelum kemerdekaan hingga saat ini.
|
12
|
NU memiliki komitmen kebangsaan yang kuat yang akan membuka
peluang kerjasama dengan pihak lain untuk terus membangun Indonesia menuju
cita-cita kemerdekaan.
|
13
|
Keikhlasan dan kerelawanan kaum Nahdliyyin masih kuat untuk
menjalankan dan mempertahankan ajaran NU dan amanah-amanahnya.
|
14
|
Orientasi ibadah, amal sholih dan nilai-nilai spiritualitas masih
dipegang teguh oleh warga NU.
|
II. KELEMAHAN NU
1
|
Dalam kepengurusan NU terdapat kesenjangan yang cukup signifikan
antara pelaksanaan program dan rencana yang telah dirumuskan. Kesenjangan
tersebut disebabkan oleh lemahnya sikap profesionalitas dan manajemen
organisasi.
|
3
|
Sebagai organisasi social, NU belum mempunyai rumusan visi social
yang operasional dan jelas, yang dipahami dan disepakati oleh setiap pemimpin
NU di semua level untuk diperjuangkan di semua kesempatan.
|
4
|
Untuk melaksanakan semua program-programnya, NU tidak memiliki
sumber dana yang cukup yang dapat diperoleh secara terencana, karena system
penggalian dana (fund rising) tidsk berkembang dan kurang memperoleh
perhatian secara maksimal.
|
5
|
Organisasi NU belum mencerminkan sebuah organisasi modern, dimana
tatalaksana organisasi tidak berjalan dan lemahnya kebijakan financial serta
pengelolaannya yang belum transparan.
|
7
|
Mekanisme Organisasi dalam rangka
konsolidasi-koordinasi-sinergisme Lembaga, Lajnah dan Banom belum berjalan
dengan baik
|
8
|
Sumber daya NU terbatas sehingga menghambat kemandiriannya
sebagai organisasi masyarakat keagamaan yang besar.
|
9
|
Aset NU belum terkelola dengan baik dalam pencatatan maupun
penggunaannya atau pengelolaannya dan sangat kurangnya tenaga profesional di
kalangan NU yang mampu mengembangkannya.
|
10
|
Posisi tawar warga NU masih lemah sehingga lebih banyak
dimanfaatkan oleh “politik kepentingan” sesaat oleh elit politik yang mengaku
membawa kepentingan kaum Nahdliyin.
|
11
|
Mayoritas warga NU hidup dalam keterbelakangan dan kemiskinan
|
12
|
Kesadaran orang NU dalam membiayai organisasi NU masih kurang
|
13
|
Mayoritas warga NU berpendidikan ilmu-ilmu agama dan sosial
sehingga kurangnya tenaga profesional di luar bidang tersebut.
|
14
|
Sistem kaderisasi formal belum terlaksana dengan baik sehingga
pengkaderan tertumpu pada kaderisasi alamiah di pesantren.
|
III. PELUANG
1
|
Sistem politik dengan memberikan hak kepada setiap warga Negara
untuk menentukan pilihan politiknya menempatkan NU pada posisi strategis dan
memiliki daya tawar yang tinggi.
|
2
|
NU sebagai organisasi social yang memiliki tingkat kohesif tinggi
sangat mungkin dikelola dengan baik untuk menentukan pemimpin nasional dan
lokal agar otoritas Negara yang berpihak kepada umat dapat dinikmati oleh
masyarakat NU.
|
3
|
NU sebagai organisasi social yang memiliki tingkat kohesif tinggi
sangat mungkin dikelola dengan baik untuk menentukan pemimpin nasional dan
lokal agar otoritas Negara yang berpihak kepada umat dapat dinikmati oleh masyarakat
NU.
|
4
|
Mengemukanya wacana ”ekonomi kerakyatan” memberi peluang bagi
dikembangkannya system ekonomi yang berorientasi pemerataan dan kesejahteraan
|
5
|
Adanya potensi dukungan dan kemitraan terhadap NU sebagai
organisasi sosial keagamaan baik dari pemerintah maupun lembaga
non-pemerintah serta lembaga donor internasional.
|
6
|
Adanya dukungan terhadap NU sebagi organisasi Islam sunni
terbesardi dunia untuk lebih berperan dalam mengatasi/resolusi konflik,
jembatan pemahaman antar agama dalam menciptakan perdamaian dunia.
|
7
|
Program-program pemerintah seperti PNPM, LM3 KUR dan sebagainya.
|
IV.
ANCAMAN/TANTANGAN
1
|
Modernisasi
dan globalisasi yang membawa nilai-nilai baru, penguasaan asing terhadap
sumber daya alam yang mempengaruhi perilaku, moralitas dan ideology yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai ahlussunnah wal jama’ah. Modernisasi
misalnya, berdampak pada sikap individualistic dan persaingan ketat dalam
mempengaruhi system hubungan social
|
2
|
Munculnya
sekolah-sekolah Islam terpadu yang modern semakin membuat sekolah
pesantren-pesantren NU terlihat tertinggal dibelakang
|
3
|
Masuknya
budaya luar baik dari Barat maupun dari Timur Tengah seperti gerakan Islam
transnasional, sistem birokrasi yang neolib, UU SDA, UU penanaman modal,
perpres uji konstruksi .merupakan tantangan atas prinsip NU yang sangat
menghormati tradisi budaya lokal dan perbedaan dalam beragama.
|
4
|
Kondisi
perekonomian yang akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan warga Nahdliyin
secara keseluruhan.
|
5
|
Semakin
menguatnya gerakan-gerakan Islam Politik yang cenderung tidak toleran dan
menodai wajah Islam yang damai dan kerahmatan bagi semesta.
|
IDENTIFIKASI ISU-ISU STRATEGIS
Berdasarkan analisa kekuatan, kelemahan yang dimiliki NU, serta peluang dan ancaman yang ada di luar, serta mempertimbangkan keterbatasan waktu, maka untuk mangemban misinya, NU melihat ada 8 issue strategis yang perlu memperoleh perhatian serius selama lima tahun kedepan. Isu-isutersebut selanjutnya dikembangkan menjadi beberapa mata program NU, yaitu:
BAB IV
VISI
VISI
Terwujudnya NU sebagai jamiyyah diniah ijtimaiyah
Ahlussunnah Wal Jama’ah yang mashlahat bagi umat
menuju masyarakat yang sejahtera, berkeadilan,
demokratis dan mandiri.
|
MISI
1
|
Melaksanakan
Dakwah Islamiyah Ahlussunnah wal Jamaah dalam membimbing
umat menuju masyarakat
mutamaddin
|
2
|
Memberdayakan
lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya insani yang
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta berakhlaq
|
3
|
Meningkatkan kualitas kesejahteraan um
|
4
|
Meningkatkan kesadaran masyarakat
dalam berbangsa dan bernegara
|
5
|
Menumbuhkembangkan budaya kritis
demokrasi yang jujur dan adil
|
6
|
Mendorong kemandirian dalam
kehidupan berorganisasi ,bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
|
BAB V
PROGRAM DASAR
1.
|
PENGUATAN KAPASITAS
KELEMBAGAAN
|
|
a.
|
Mensosialisasikan
hasil konferensi pada semua warga NU
|
|
b.
|
Mengembangkan
managemen organisasi dan pengelolaan
keuangan. secara profesional
|
|
c.
|
Mengoptimalkan konsolidasi dan koordinasi dengan badan
otonom, lembaga dan srmua lembaga mitra .
|
|
d.
|
Melakukan
pembagian fungsi secara jelas masing masing pengurus , lembaga,mbadan otonoma
dan semua perangkat NU.
|
|
e
|
Pendataan warga melalui Kartanu sepanjang masa
|
|
f
|
Pengembangan
lembaga, lajnah dan badan otonom
|
|
g
|
Inventarisasi
asset NU
|
|
h
|
Penggalangan
dana
|
|
2.
|
PENGEMBANGAN FAHAM AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH
|
|
a
|
Inventarisasi
para Dai
|
|
b
|
Peningkatan
Kualitas Dai melalui Pelatihan pelatihan
|
|
c
|
Indoktrinasi
Aswaja pada warga NU utamanya generasi muda
|
|
d.
|
Pembuatan
Peta Dakwah
|
|
e
|
Penerbitan materi ke NU an
|
|
f
|
Menyelenggarakan
Pengajian rutin warga NU
|
|
3
|
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN FORMAL/ NON FORMAL
|
|
a
|
Merintis pendirian KB / PAUD
|
|
b
|
Gerakan
anak NU harus sekolah
|
|
c
|
Menjalin kerjasama dengan lembaga dana
|
|
d.
|
Menggalakkan
pendidikan diniyah
|
|
4
|
PENGEMBANGAN SENI DAN BUDAYA
|
|
a
|
Pendataan
Seniman dan Budayawan / inventarisasi Sumber Daya Manusia yang berjiwa seni
|
|
b
|
Pendataan
Kelompok seni budaya
|
|
c
|
Menciptakan
senibudaya sebagai obyek dan subyek dakwah
|
|
d
|
Membuka
ruang kreativitas seluas mungkin bagi para seniman, baik tradisional, modern,
maupun kontemporer, yang mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan
kesenian yang disebabkan oleh kebijakan politik dan birokrasi negara,
dominasi pasar, maupun kekuatan formalisme agama.
|
|
5
|
PENGELOLAAN TANAH WAKAF
DAN BANGUNAN
|
|
a
|
Pendataan
tanah wakaf
|
|
b
|
Sentralisasi
Nadzir
|
|
c
|
Penerbitan
Surat Keputusan wakaf
|
|
d.
|
Pensertifikatan
tanah wakaf
|
|
6
|
PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASJID
|
|
a
|
Inventarisasi
Takmir Masjid Musholla
|
|
b
|
Peningkatan
kapasitas ketakmiran
|
|
c
|
Pengukuran
arah kiblat
|
|
d.
|
Mengkoordinasikan
Kegiatan Pengajian
|
|
e
|
Mengkoordinasikan
Kegiatan Hari-hari Besar Islam
|
|
f
|
Mengkoordinasikan
kegiatan ibadah
|
|
7
|
KESEKRETARIATAN
|
|
a
|
Pengelolaan
administrasi kesekretariatan secara professional
|
|
b
|
Pelaksanaan
Kartanu sepanjang masa
|
|
c
|
Rintisan
ambulan Siaga NU
|
|
d
|
Pelatihan
kesekretariatan bagi pengurus
|
|
e
|
Memfasilitasi
pembentukan banom
|
|
8
|
PENGGALANGAN DANA
|
|
a
|
Menumbuhkan
partisipasi anggota jamiyyah dalam pembiayaan melalui melibatkan anggota
dalam perencanaan kegiatan organisasi, mengedarkan kartu infaq maupun iuran.
|
|
b
|
Menjaring
dan menjalin hubungan dan kerjasama dengan lembaga-lembaga funding melalui
pembiayaan kegiatan maupun proyek-proyek NU
|
|
c
|
Mempertanggungjawabkan
seluruh penggunaan dana organisai secara jujur, sah dan terbuka bagi
pemeriksaan publik kepada para penyumbang dana dan pendukung organisasi
|
BAB VI
PENUTUP
Dalam melaksanakan program ini, NU harus senantiasa mendasarkan
seluruh kegiatannya kepada nilai-nilai Islam Ahlussunnah Waljama’ah, Qonun
Asasi dan Khittah 1926.
Selain itu, komitmen NU untuk menegakkan Islam Ahlussunnah
Waljamaah, kebenaran, keadilan, demokratisasi, kesejahteraan ekonomi, dan
kedaulatan serta keutuhan bangsa seyogyanya selalu menjadi api perjuangan
yang menggelorakan semangat pengabdian kaum Nahdliyyinkepada bangsa Indonesia.
Rumusan-rumusan program yang ada dalam program kerja ini lebih
merupakan rumusan-rumusan dasar (program dasar atau pokok-pokok program).
Maka perlu penjabaran, baik pada tingkat satuan-satuan kegiatan (program
aksi), strategi pelaksanaannya, maupun pengembangannya, dan waktu
pelaksanaannya.
Penjabaran program dasar seperti ini diharapkan dilakukan oleh
Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama
Pulutan , masa bakti 2013 – 2018 dengan pemberdayaan dan tata kelola
lembaga, lajnah dan badan otonom di lingkungan Nahdlatul Ulama dengan
pembagian fungsi, tugas dan koordinasi antara syuriah dan tanfidziyah.
Dalam penjabaran yang dimaksud diharapkan tercermin antara lain;
rumusan program, bentuk kegiatan, tujuan dan hasil yang diharapkan, indikator
keberhasilan, estimasi biaya dan pelaksana program.
|
Pulutan, 27 Rajab 1434 H
6 Juni 2013 M
PIMPINAN SIDANG
Anggota
|
Ketua
|
Sekretaris
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Basuki Ahmad
|
Saefudin Kolyubi
|
Moch Romin
BANSER SIAP SEBAGAI BENTENG ULAMA
INILAH BARISAN ANSOR SERBAGUNA
LAPORAN PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
Kelompok
Bermain
KB
MA’ARIF
N a m a
……………………………………….
Nomor Induk :
LEMBAGA
PENDIDIKAN MA’ARIF NU
RANTING
PULUTAN KECAMATAN SIDOREJO
KOTA
SALATIGA
Jl. H.Abdul Ro’uf No. 02 Pulutan
Salatiga 50716
DATA PESERTA DIDIK
1.
Nama
Lengkap :
…………………………………………………………......
2.
No.
Induk :
……………………………………………………………..
3.
Jenis
Kelamin : ……………………………………………………………..
4.
Tempat
dan Tanggal Lahir :
…………………………………………………………......
5.
Agama : …………………………………………………………......
6.
Anak
ke :
……………………………………………………………..
7.
Alamat : ……………………………………………RT……RW…..
8.
Nama
Orang Tua
a.
Ayah :
……………………………………………………………..
b.
Ibu : ……………………………………………………………..
c.
Walai :
……………………………………………………………..
9.
Alamat
a.
Ayah
: ……………………………………………………………..
b.
Ibu : ……………………………………………………………..
c.
Wali :
……………………………………………………………..
10.
Pekerjaan
a.
Ayah
:
……………………………………………………………..
b.
Ibu : ……………………………………………………………..
c.
Wali :
……………………………………………………………..
11.
Agama
a.
Ayah
:
……………………………………………………………..
b.
Ibu : ……………………………………………………………..
c.
Wali :
……………………………………………………………..
Kepala KB
Ma’arif
…………………………………..
LAPORAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Nama Peserta Didik :…………………………….. Semester : I
/ II
Kelompok : A
/ B / C Tahun Pelajaran :
20 / 20
Keterangan Narasi
Semester I
Salatiga, 20..
Orang Tua
/ Wali Guru
kelompok
Mengetahui
:
Kepala
KB Ma’arif Pulutan
Y a
m t i,-
|
0 Response to "Rancangan Program kerja Pengurus ranting NU Pulutan"
Posting Komentar